Ewith Bahar, tokoh sastrawan Indonesia. Foto: Aufi Shabirah |
Malam Puncak Hari Puisi Indonesia tahun ini kembali diselenggarakan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat. Acara puncak yang sekaligus menjadi malam anugerah ini digelar pada Minggu (28/11/2021). Ewith Bahar, tokoh sastrawan Indonesia didaulat menjadi master of ceremony pada acara tersebut. Sebelum acara dimulai Mahasiswa Jurnalistik PNJ berkesempatan untuk mewawancarai Ewith terkait dunia kesusastraan Indonesia.
“Ketertarikan generasi muda Indonesia ini masih terbilang kurang ya dibandingkan dengan negara-negara lain seperti di Eropa misalnya, disana puisi itu hadir di ruang-ruang publik seperti di kafe-kafe”, jelas Ewith saat ditanya tanggapannya perihal minat generasi muda Indonesia di bidang sastra khususnya puisi. Ewith berpendapat bahwa minat generasi muda di bidang sastra tentunya harus terus ditingkatkan lagi lewat berbagai cara-cara kreatif.
Salah satu cara yang dilakukan Ewith untuk menarik minat generasi muda terhadap puisi adalah dengan memperkenalkan puisi terzina. Puisi terzina adalah puisi yang ditulis dengan aturan tiga baris baik secara terpisah maupun serangkai. “Tujuan saya menulis terzina ini supaya anak-anak muda tertarik, karena jumlah lariknya yang hanya 3 baris diharapkan tidak terlalu membebani dan mudah diterima”, kata Ewith.
Selain itu Ewith juga berbagi cara bagi generasi muda yang tertarik untuk menulis puisi “Membuat puisi juga harus sepenuh hati dan jangan dijadikan beban, kalau sudah tidak ada ide alias mentok ya sudah jangan dipaksakan dan dibikin pusing”, kata Ewith. Puisi menurutnya adalah hal yang serius dan harus ditulis dengan perasaan hati yang tenang dan damai. (AS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar